Gerakan Stop Boros Pangan (SBP)

Merupakan upaya penyelamatan pangan yang berpotensi food waste.

SBP

Mengapa Penyelamatan Pangan Itu Penting?

Penyelamatan Pangan adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi Sisa Pangan secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan untuk dimanfaatkan kembali sebagai pangan dan berkontribusi dalam mewujudkan Ketahanan Pangan.

Badan Pangan Nasional bersama kolaborasi pentahelix menyalurkan pangan berlebih dari donatur kepada penerima manfaat untuk mencegah Food Loss and Waste (FLW) atau Susut dan Sisa Pangan (SSP).

JUMLAH PANGAN YANG TERSELAMATKAN!
481.512 Kg
JUMLAH PANGAN YANG TERSALURKAN!
459.482 Kg
JUMLAH PENERIMA MANFAAT
1.309.416 Orang

Data Per tanggal 04 Desember 2025

Yuk berkontribusi dalam penyelamatan pangan dengan melaporkan penyaluran mandiri

Gerakan Stop Boros Pangan

Ada Saran dan Masukan?

Gerakan Stop Boros Pangan (SBP) merupakan inisiatif Badan Pangan Nasional untuk menyelamatkan pangan berlebih yang berpotensi menjadi food waste, sekaligus menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Aplikasi ini hadir sebagai sarana digital untuk memfasilitasi kolaborasi antara donatur, bank pangan, penggiat penyelamatan pangan, serta mitra pentahelix dalam melakukan pengelolaan pangan berlebih secara aman, terkoordinasi, dan transparan.

Anda sudah melakukan penyaluran mandiri pangan berlebih dari usaha Anda? Yuuk!! berkontribusi dengan melaporkan jumlah pangan yang disalurkan beserta jumlah penerima manfaat melalui aplikasi ini.

Penjemputan Donasi Pangan

Badan Pangan Nasional bersama Dinas terkait atau mitra pentahelix dapat memfasilitasi mobil logistik untuk menjemput donasi pangan dari donatur menuju bank pangan/penggiat penyelamatan pangan atau langsung ke penerima manfaat.

Penyortiran & Quality Control

Bank Pangan/Penggiat melakukan pengumpulan, penyortiran, serta quality control pangan berlebih agar tetap layak dan aman dikonsumsi sebelum disalurkan.

Proses Penyaluran

Pangan berlebih yang telah lolos sortasi dan quality control disalurkan kepada penerima manfaat, dengan opsi fasilitasi logistik dari Badan Pangan Nasional, Dinas terkait, atau mitra pentahelix.

Anda telah melakukan penyaluran mandiri pangan berlebih dari usaha Anda?

Jika sudah, Yuuk!! berkontribusi lapor jumlah pangan yang disalurkan beserta jumlah penerima manfaat.

Pelaporan Mandiri
TAHUKAH KAMU?

Pangan terbuang masih sangat besar

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), secara global sepertiga dari pangan yang diproduksi atau sekitar 1,3 miliar Kg pangan terbuang setiap tahun. Di Indonesia, Food Loss and Waste (FLW) mencapai 23–48 juta Kg/tahun. Jika dihitung per jiwa, menyumbang 115–184 kg/jiwa/tahun—setara 1–2 kwintal pangan per orang setiap tahun (Bappenas, 2021). Pada tahun 2024, sekitar 40% dari total timbulan sampah merupakan sisa makanan (SIPSN, 2024).

  • Skala Global
    ± 1,3 miliar Kg pangan terbuang setiap tahun (FAO).
  • Indonesia
    23–48 juta Kg/tahun FLW (Bappenas, 2021).
  • Per Kapita
    115–184 kg pangan/jiwa/tahun (≈ 1–2 kwintal).
  • Komposisi Sampah
    ± 40% adalah food waste (SIPSN, 2024).
Sumber data: Bappenas (2021) – Laporan Kajian FLW; SIPSN (2024) – Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional.
Ilustrasi Tahukah Kamu

APA SIH DAMPAK DARI FOOD LOSS WASTE (FLW) / SUSUT DAN SISA PANGAN (SSP)?

Gambaran singkat potensi pemanfaatan, dampak emisi GRK, dan dampak ekonomi akibat FLW/SSP.

Potensi Pemanfaatan
125 Juta Orang

dapat diberi makan, setara 47% populasi Indonesia

Dampak Emisi GRK
1.720,9 Mt CO₂e

setara 7,29% Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia

Dampak Ekonomi
Rp 551 T / Tahun

kerugian setara 4–5% PDB Indonesia

Jika pangan yang berpotensi terbuang terselamatkan, dapat memberi makan setara 61–125 juta orang atau 29–47% populasi Indonesia. Ironisnya, di satu sisi masyarakat yang berkecukupan membuang makanannya, di sisi lain masih banyak masyarakat yang kebutuhan pangannya belum terpenuhi. Sebanyak 62 kabupaten/kota termasuk dalam kelompok daerah rentan rawan pangan (Peta FSVA Badan Pangan Nasional, 2024).

Selain itu, FLW menyebabkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar 4–5% PDB dan menyumbang 7,29% emisi gas rumah kaca nasional. Emisi ini berdampak pada perubahan iklim yang memengaruhi pola curah hujan dan pada akhirnya menurunkan produktivitas pertanian—yang bermuara pada melemahnya ketahanan pangan.

Sumber data:
  • Bappenas, 2021. Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia.
  • FSVA, 2024. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan – Badan Pangan Nasional.

GALERI FOTO

Dokumentasi Gerakan Stop Boros Pangan.